Kisah Dua Sahabat

Senin pagi, 3 September 2012, penantian kami berakhir. Sudah 5 hari kami menunggu kelahiran bayi Mercy. Sedikit khawatir, karena pada saat yang bersamaan mas Adi sedang tidak berada di rumah, dinas keluar kota, otomatis tanggung jawab beralih ke saya. Tapi kondisi saya pada waktu itu juga sedang tidak stabil. Beberapa minggu sebelumnya, saya diketahui hamil, dan mulai suka pusing, mual-mual, sehingga harus banyak istirahat dan interaksi dengan hewan peliharaan di rumah harus dikurangi.

Jadi kelahiran pagi itu melegakan. Saya tidak sengaja menengok Mercy, ketika melewati sudut ruangan yang sudah disediakan untuk tempat melahirkan, ternyata sudah ada bayi anjing dan Mercy sedang memakan ari-ari-nya, pertanda kelahiran itu belum lama terjadi. Saya masih menunggui dia, kalau-kalau masih ada anaknya yang lain, tapi tak kunjung melahirkan. Sore harinya, saya menelepon dokter hewan, memintanya untuk datang ke rumah untuk memeriksa Mercy, karena saya khawatir masih ada bayi di dalam perutnya. Pengetahuan dan intuisi saya memang tidak sebaik mas Adi yang bisa mengetahui segera kalau ada masalah dengan hewan-hewan peliharaan kami. Tapi saat itu tidak ada mas Adi dan saya harus mengandalkan bantuan dari orang lain. Sayangnya pak dokter tidak bisa segera datang dan meminta saya menghubungi kembali besok pagi dan beliau berjanji akan datang ke rumah. 

Seringkali kejadian-kejadian buruk berlangsung dalam waktu bersamaan. Selagi kondisi saya mulai nge-drop, pikiran pun tertuju ke Mercy, malam harinya tiba-tiba saja anak kami, Moses, muntah terus-terusan sampai pagi dan harus dirawat di rumah sakit. Meskipun khawatir dengan kondisi Mercy, saya tidak punya pilihan lain selain meninggalkan di rumah karena harus menunggui Moses di rumah sakit. Mas Adi segera mengambil alih urusan Mercy dari jauh. Dengan bantuan seorang kerabat, Mercy dibawa ke klinik hewan dan diputuskan harus dioperasi ceasar dan diangkat rahimnya hari itu juga. Jangan bayangkan perasaan keluarga kami pada waktu itu. Yang pasti semuanya yang terbaik kami lakukan untuk anggota keluarga kami. Mercy pun anggota keluarga dan dia sahabat sekaligus teman main Moses sehari-hari.

Kabar dari vet yang menangani operasi Mercy sedikit membuat kami tenang, "Mercy stabil," katanya. Ah, meskipun sedih tak ada satupun dari kami yang menemaninya, paling tidak dia ada dalam perawatan di tempat yang tepat. Moses pun berangsur membaik.

Ketika kabar baik saya terima dari dokter yang merawat Moses, kabar duka justru diterima mas Adi dari dokter di klinik tempat Mercy dirawat. "Mercy sudah pergi. Pagi tadi kondisinya tiba-tiba kritis dan memburuk dengan cepat". Sungguh saat yang hampir bersamaan, ketika saya mengabari mas Adi melalui pesan singkat tentang kondisi Moses, mas Adi mengirimi saya pesan singkat tentang kepergian Mercy.

But life must go on, sesedih apapun kami kehilangan Mercy, ada seekor bayi kecil yang menjadi tanggung jawab kami. Kami menamainya Junior, sebagai pertanda dia adalah Mercy junior, satu-satunya penerus Mercy di keluarga kami.

Selamat jalan Mercy, selamanya kau selalu di hati kami.. 


2 comments

Hai!
Terima kasih sudah berkunjung ke blog kami :)
Silakan meninggalkan komentar dengan bahasa yang baik, asyik, dan sopan.
Komentar anonim, mohon maaf, akan dihapus.
Salam hangat! :)